Pages

Sepi dan Sejati

Kini aku terpaku pada tipikalitas hidup yang berjalan maju. Lahir, tumbuh, tua dan mati. Disini aku hanya perlu bertahan menjalani hidup. Menjalani secara perlahan, menerima dengan perlahan2 dan menghirupnya perlahan2. Aku tahu rasa letih dan sakit masih akan terus bersamaku. Tapi aku telah memilih untuk menjalaninya. Aku siap untuk menjalaninya. Mungkin aku terlihat seperti seorang yang 'desperate'. Sebenarnya tidak. Aku hanya merasa kekosongan yang sejati. Sempat aku berfikir untuk berhenti mengikuti alur hidup yang berjalan maju ini karna merasa terlalu kosong. Tapi aku tak bisa berhenti disini. Belum saatnya. Aku masih harus berada disini, terus mengikuti alur waktu yang berjalan kedepan. Menghilangkan kecemasan akan masa depan dan mengusir bayang2 masa lalu. Aku hanya perlu berjalan perlahan. Tak perlu tergesa-gesa. Karna waktuku masih panjang.

Terkadang disatu malam yang hitam. Disaat semua bersiap tuk bermain dengan mimpi. Aku ingin mengirim pesan singkat yang menyatakan aku kangen. Tapi untung saja otak dan tanganku tidak bekerjasama dengan baik. Saat pesan singkat itu sudah tertulis dan otakku mengirim isyarat untuk menekan tombol 'send' tanganku malah menekan tombol 'exit'. Untung saja tanganku bekerja lebih cepat daripada otakku. Karna aku tak mau mengganggunya lagi, dia sudah memiliki seorang peri kecil yang akan diajaknya terbang melihat keindahan dunia dari atas sana. Dan aku...aku akan melihat mereka terbang berpegangan tangan dan semakin menjauh dari bawah sini.

Aku harus bisa berdiri diatas kakiku sendiri dan menjadi sekuat yang aku bisa, karna akan banyak peristiwa yang tidak pernah aku duga sebelumnya, hanya Allah yang tahu. Tapi, aku tidak akan bisa benar-benar kuat hanya dengan itu. Aku hanya manusia biasa yang tak bisa hidup sendiri. Mungkin suatu saat nanti, saat aku siap menerima kehadiran orang lain disisiku, saat itulah, aku bisa benar-benar kuat dan aku akan lebih kuat lagi jika aku dapat menerima satu persatu orang yang aku cintai meninggalkanku...

...satu demi satu pergi tinggalkan aku / sendiri / mungkin kini diriku tak punya arti lagi / dan ku sendiri.....menangis ku disini / malam ini / bertanya dalam lubuk hati / masih kah ada tempat berbagi....walau gelisah tak jua bertepi / takkan kusesali tetap kujalani [sendiri by cokelat]

Akan kubiarkan sepi ini disini dan menggerogotiku untuk sementara, sampai akhirnya aku siap..entah kapan..mungkin besok atau mungkin harus menunggu beberapa purnama. Aku tak tahu.

"Love comes to those who still hope although they've been disappointed; to those who still belive,
altough they've been betrayed; to those who still need to love, although they've been hurt before;
and to those who have the courage and faith to built trust again."

9 comments:

Wulan said...

... Saat kita menyadari kalau semua itu bukan milik kita.. Saat itu juga kita tidak akan pernah lagi merasa kehilangan.. Good luck ya..

Anonymous said...

:)
semakin tua manusia, dia semakin sendiri. memang begitulah.

Yusuf Alam Romadhon said...

memang otak emosi punya jalan pikirnya sendiri... saya pernah merasakan rasa sedih "kehilangan" dari seseorang yang "mengisi ruang" dan tidak tergantikan oleh siapapun (walopun akhirnya dia bukan menjadi bagian dalam kehidupan saya) dalam file otak emosi.. sehingga tanpa saya sadari air mata menetes.. membiarkan sementara ia bekerja... tidak ada salahnya.. tapi bagaimanapun kita harus berhadapan dengan kehidupan riil kita... banyak amanah yang jauh lebih besar bahkan dia jauh lebih besar dan membutuhkan waktu yang jauh lebih banyak dari waktu yang tersedia untuk kita kalo kita memegang amanah ini sebaik-baiknya...

-ian- said...

kerapuhan seorang manusia sangat terlihat ketika dia merasa tidak bisa apa2.

salam kenal

Jaloee said...

hmmm...segitu dalem ya kah ? jadi ingat sajak Rendra nih.

Anonymous said...

stay strong :)

Anonymous said...

met kenal jugah...
sepi kan yang ngerasain hati,.... jadi tergantung kita sendiri gimana me-manage hati :p
btw, pernah tinggal di daerah terpencil ga? pasti deh rasa sepi-nya jadi berpuluh2 kali lipat

Anonymous said...

yang baca jadi ikutan lemes..pasrah aja deh...:)

Anonymous said...

alhamdulillah
terimaksih utk dewi
yg udah bikin tulisan yang sangat bagus padahal banyak orang yang yang telah memanfaatkan internet untuk mengajak atau menginspirasi orang lain untuk berbuat maksiat.
inysa allah tulisan dewi bermanfaat dan bisa menjadi media dakwah
semoga allah menganugrahkan ke istiqomahan pada dewi
dan semoga allah membalas semua amal baik dewi dengan kebaikan yang berlipat ganda

amien